Dewi Persik tidak mahu asal menerima 'pinangan' parti untuk menjadi bupati atau wakil bupati. Kalau hanya bermodal seksi dan terkenal, mantan isteri Saipul Jamil itu menolak ikut Pilkada.
Menurut Dewi, calon kepala daerah itu harus pintar dan mengerti asal usul daerah yang akan dipimpinnya. Bukan hanya bermodal popular dan berparas menarik, seorang artis boleh mencalonkan diri sebagai calon pemimpin daerah.
"Kalau saya hanya bermodal seksi dan ketawa-ketawa, tapi nggak pintar kan bahaya juga," kata bintang film 'Tali Pocong Perawan' itu .
Namun menurut Dewi, sah-sah saja jika ada artis, khususnya artis perempuan yang mencalonkan menjadi pemimpin daerah. Namun setidaknya artis itu boleh juga menjadi panutan perempuan daerah yang akan dipimpinnya. "Kalau modal berbicara banyak, tapi tidak berisi, yah buat apa," katanya.
Lagi pula, lanjut perempuan kelahiran 18 Desember 1985 itu tidak mudah membangun daerah. Modal ketenaran dan ikut-ikutan tidak boleh menjamin seorang artis melenggang menduduki kerusi kekuasaan daerah.
"Jangan hanya modal ketenaran nama dan ikut-ikutan aja. Jangan deh, itu seperti bunuh diri sendiri," jelas perempuan asal Jember, Jawa Timur itu.