BESUTKITO Risiko gangguan kesihatan tidak hanya datang dari lingkungan sekitar. Pada wanita, Keadaan pakaian dalam yang dipakai juga mempengaruhi gangguan kesihatan.
Apa saja? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 4 keadaani pakaian dalam yang boleh mengganggu keadaan kesihatan perempuan.
Apa saja? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 4 keadaani pakaian dalam yang boleh mengganggu keadaan kesihatan perempuan.
1. Tak pernah ganti bra
Mungkin beberapa perempuan memiliki satu bra favorit. Entah kerana bentuknya yang lucu, selesa dipakai, atau merupakan hadiah dari buah hati, membuat Anda ingin selalu memakainya. Tapi jangan sampai Anda mengenakan bra yang sama setiap hari hingga berhari-hari. Bra yang selalu dipakai tanpa diganti dan dicuci boleh memicu bau badan.
"Banyak perempuan yang terlalu sering mengenakan bra yang sama sehingga jarang dicuci kerana mereka cuma punya sedikit bra yang benar-benar selesa," ucap ahli bra, Susan Nethero, dipetik dari Prevention pada
Bra melekat langsung pada kulit yang sering kali berpeluh. Nah, peluh yang bercampur bakteria akan menyebabkan munculnya bau badan.
2. Suka/asyik gunakan thong
Diungkapkan pakar kesihatan wanita, Donnica Moore, MD, celana dalam model thong boleh menjadi 'alat transportasi' yang baik untuk bakteria dari area belakang ke depan, dalam hal ini dari anus menuju ke vagina. Untuk itu, ia menyarankan jangan dulu memakai seluar dalam dalam model thong sewaktu vagina mengalami infeksi bakteria atau jamur.
"Penyebaran bakteria seperti E.coli bisa dengan mudah terjadi dari anus ke vagina kerana lebih banyak gerakan pada tali seluar dalam yang tidak menetap di satu posisi saja. Apalagi, tali pada seluar dalam thong cenderung lebih tipis dan kecil," tutur Moore, seperti petik dari Huffington Post .
Hal serupa juga disampaikan Raquel B. Dardik, MD, profesor klinik dari Departemen Obstetri dan Ginekologi di NYU Langone Medical Center. Dardik menuturkan, thong boleh memperparah infeksi bakteria dan jamur yang terjadi kerana tali-tali tipis pada thong melakukan hubungan langsung lebih banyak dengan area vagina dan vulva.
3. seluar dalam luntur
Pengamal kesihatan seksual ' dr Andri Wanananda, MS menyarankan agar memilih seluar dalam yang warnanya tidak luntur. Kerana bila warnanya luntur berisiko menimbulkan reaksi alergi pada kulit pemakai. Akibatnya timbul penyakit kulit yang dikenal sebagai dermatitis-kontak.
Jelasnya, warna putih yang luntur serta bahannya menimbulkan reaksi alergi harus pula dihindari oleh pemakai," saran dr Andri.
4. Thong terlalu ketat
dr Abraham Arimuko SpKK dari RSPAD Gatot Soebroto mengatakan penggunaan celana dalam model thong yang terlalu ketat boleh merugikan. Pasalnya, tali thong yang tipis boleh menimbulkan iritasi pada vagina.
"Seluar dalam model begitu kan masuk ke liang kemaluan. Ini boleh menggesek-gesek dan boleh menimbulkan iritasi. Kalau iritasi ya bibirnya jadi pedih," ungkap dr Abraham.
Demikian juga disampaikan oleh dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, dari D&I Skin Centre Bali. Gesekan-gesekan yang timbul antara seluar dalam dan bahagian dari organ intim ini sangat berisiko menimbulkan lecet.
"Jangan ditarik-tarik juga ketika sedang dipakai. Misalnya gatal terus ditarik-tarik, itu kan risiko menimbulkan lecet," jelas dr Darma.(mrs/vit)
Diungkapkan pakar kesihatan wanita, Donnica Moore, MD, celana dalam model thong boleh menjadi 'alat transportasi' yang baik untuk bakteria dari area belakang ke depan, dalam hal ini dari anus menuju ke vagina. Untuk itu, ia menyarankan jangan dulu memakai seluar dalam dalam model thong sewaktu vagina mengalami infeksi bakteria atau jamur.
"Penyebaran bakteria seperti E.coli bisa dengan mudah terjadi dari anus ke vagina kerana lebih banyak gerakan pada tali seluar dalam yang tidak menetap di satu posisi saja. Apalagi, tali pada seluar dalam thong cenderung lebih tipis dan kecil," tutur Moore, seperti petik dari Huffington Post .
Hal serupa juga disampaikan Raquel B. Dardik, MD, profesor klinik dari Departemen Obstetri dan Ginekologi di NYU Langone Medical Center. Dardik menuturkan, thong boleh memperparah infeksi bakteria dan jamur yang terjadi kerana tali-tali tipis pada thong melakukan hubungan langsung lebih banyak dengan area vagina dan vulva.
Pengamal kesihatan seksual ' dr Andri Wanananda, MS menyarankan agar memilih seluar dalam yang warnanya tidak luntur. Kerana bila warnanya luntur berisiko menimbulkan reaksi alergi pada kulit pemakai. Akibatnya timbul penyakit kulit yang dikenal sebagai dermatitis-kontak.
Jelasnya, warna putih yang luntur serta bahannya menimbulkan reaksi alergi harus pula dihindari oleh pemakai," saran dr Andri.
dr Abraham Arimuko SpKK dari RSPAD Gatot Soebroto mengatakan penggunaan celana dalam model thong yang terlalu ketat boleh merugikan. Pasalnya, tali thong yang tipis boleh menimbulkan iritasi pada vagina.
"Seluar dalam model begitu kan masuk ke liang kemaluan. Ini boleh menggesek-gesek dan boleh menimbulkan iritasi. Kalau iritasi ya bibirnya jadi pedih," ungkap dr Abraham.
Demikian juga disampaikan oleh dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, dari D&I Skin Centre Bali. Gesekan-gesekan yang timbul antara seluar dalam dan bahagian dari organ intim ini sangat berisiko menimbulkan lecet.
"Jangan ditarik-tarik juga ketika sedang dipakai. Misalnya gatal terus ditarik-tarik, itu kan risiko menimbulkan lecet," jelas dr Darma.(mrs/vit)