CATATAN KEHAMILAN : PEKA KEPADA PERKEMBANGAN OTAK BAYI


Risiko gangguan mental dan perkembangan otak bayi paling akurat jika dideteksi melalui skrining hormon. Namun secara pandangan kasar, beberapa perilaku selama proses pembesaran bayi juga boleh ambil kira. dipakai untuk mendeteksi gangguan tersebut.

Dimulai sejak baru lahir, keadaan otak dikatakan relatif normal jika bayi tersebut langsung menangis. Jika tidak menangis, ada kemungkinan bayi tersebut kekurangan oksigen di otaknya akibat gangguan kesihatan yang boleh mempengaruhi perkembangan otak.

Keadaan lain yang perlu diwaspadai adalah kuning memanjang, atau penyakit kuning yang tidak sembuh hingga lebih dari 20 hari. Bayi yang mengalami keadaan seperti ini berisiko mengalami gangguan pada fungsi otak, sehingga memerlukan intervensi pengubatan.

Bayi lahir prematur dengan berat badan di bawah 2.500 gram juga berisiko mengalami gangguan perkembangan otak. Tiap tahun, keadaan berat badan kurang diperkirakan terjadi 5 juta angka kelahiran dalam setahun.

"Perkembangan otak pada bayi baru lahir normalnya baru 42 peratus, lalu pada usia sekitar 6 tahun sudah akan mencapai 98 peratus. Kita menyebut 6 tahun pertama sebagai golden period sehingga harus dioptimalkan," .

Dr Rachmat menambahkan, gangguan perkembangan otak pada bayi juga dipengaruhi oleh kondisi hormon terutama tiroid. Kekurangan hormon tiroid memicu Hipotiroid Kongenital, yang jika terlambat mendapat pengubatan boleh mengakibatkan retardasi atau keterbelakangan mental.

Pemeriksaan hormon tiroid i belum diwajibkan. Hipotiroid Kongenital seringkali baru menampakkan gejala ketika sudah terlambat, yakni setelah bayi berusia 3 bulan.

Gejala Hipotiroid yang tidak tertangani antara lain sebagai berikut:


  1. Lidah membesar (makroglosia)
  2. Sakit kuning berkepanjangan (lebih dari 20 hari)
  3. Pusar bodong (hernia umbilical)
  4. Berat badan dan tinggi badan kurang.

Lebih lanjut Dr Rachmat menambahkan, gangguan perkembangan otak yang bukan dipicu oleh Hipotiroid Kongenital boleh juga diamati dari beberapa indikator sebagai berikut.

1. Kemampuan motorik kasar
Normalnya bayi mulai bisa menegakkan leher di usia 3 bulan, duduk usia 6 bulan, berdiri usia 9 bulan dan berjalan usia 1 tahun. Jika bayi mengalami keterlambatan pada perkembagan kemampuan motorik kasar ini, perlu diwaspadai adanya gangguan pada otaknya.

2. Kemampuan motorik halus
Ditandai dengan gerakan memegang-megang bagian hujung pada telapak tangan di usia 3 bulan, perlahan-lahan mulai boleh memegang daerah yang lebih sempit yakni hujung jari. Kemampuan ini bisa dirangsang atau dipacu dengan Alat Permainan Edukatif (APE).

3. Kemampuan melihat
Bayi harus sudah boleh melihat pada usia 4 bulan. Cara memeriksanya dengan "Cik ku cak" iaitu memberikan rangsang visual untuk mengajaknya bercanda. Jika bayi tidak memberikan respons tertentu misalnya tersenyum atau tertawa, maka kemungkinan ada gangguan pada otak bayi yang menghambat kemampuannya untuk melihat.

4. Kemampuan mendengar
Normalnya sejak usia 6 bulan dalam kandungan, bayi sudah punya kemampuan untuk mendengar. Kerana waktu bayi baru lahir, perlu dilakukan tes Refleks Moro yakni dengan menepukkan tangan di dekat telinga bayi. Jika bayi tidak menunjukkan refleks mengedipkan mata, perlu diwaspadai adanya gangguan pada perkembagan otaknya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Penaja

insan yang cintakan ilmu

Pengikut